Minggu, 02 Mei 2010

Kenapa Harus Bohong .. ??

“Aku harus mulai dari mana ??” Mungkin pertanyaan itu yang tepat untuk mulai mengungkap apa yang ingin aku luapkan disini. Semua terlalu rumit, sangat rumit..!!! Jujur, yang ada dalam benakku saat ini hanyalah sebuah rasa bersalah yang aku juga tak tahu dan tak bisa mengukur seberapa dalamnya. Terlalu sulit untuk ku ungkap. Tapi juga terlalu berharga jika harus ku biarkan mengendap di hati saja.

******

Kamu mau kemana ?? Sama siapa ?? Pulang jam berapa ?? Pertanyaan itulah yang selalu ku lahap tiap kali akan beranjak keluar rumah. Tapi aku menjawabnya dengan “Ya jalan-jalan bu..aku gak mungkin kemana-mana kok paling jam 9 udah pulang." Jawaban yang cukup simple..tapi sinis bukan?? Seolah keberatan dengan pertanyaan tadi. Apa kamu juga pernah mengalaminya ?? Aku yakin pasti “YA”. Kalaupun ada yang jawab “TIDAK”, mungkin itu bisa melambangkan sebuah kemunafikan. May be..

Aku selalu merasa jengkel, bahkan dongkol ketika merasa dikekang oleh orang tua. Entah mengapa…???!!! Apa karena aku adalah seorang remaja yang pada umumnya memang menggemari KEBEBASAN ?? entahlah…!! Yang aku tahu hanya saat aku diluar bersama teman, sahabat, bahkan pacar..seolah hilang semua penat, terlepas dari semua beban dan fikiran. Tapi sadarkah terkadang kita berusaha untuk memperoleh sebuah KEBEBASAN dengan cara BERBOHONG ?? Tak jarang..seorang anak berbohong kepada orang tuanya demi kesenangan sesaat. “Bu..aku mau kerumah temen ya..deket kok, Cuma mau ngebahas tugas sekolah”. Tapi setelah mendapat izin..apa yang terjadi ?? Ternyata ngerjain tugasnya di pantai lho..!! Euwmm…mungkin sedang ada tugas melakukan sebuah observasi tentang berapakah panjang ombak ?? atau berapakah volume air laut ?? Sungguh aneh bin ajaib..suatu hil yang mustahal..! eh..salah, maksudnya suatu hal yang mustahil..!! apakah bisa mengukur panjang ombak atau menghitung volume air laut ?? GILA…SINTING…!! he.. ;p

“BOHONG” sebuah kata yang sangat dekat dengan kita. Tapi yang aku sadari sekarang, hanya bahwa saat kebohongan terucap..maka sebenarnya saat itu juga kita terjebak. Berarti kita menjebak diri sendiri dunk..?? sungguh bodoh bukan ? why ? Mengapa ? Sebab satu kebohongan akan menjadi faktor utama terjadinya kebohongan-kebohongan lainnya.

Suatu saat ada sebuah status fb (wuiicchh..maniak fb) yang isinya gini “Apa yang akan kamu lakukan ketika berada dalam kepura-puraan?” Aku yang sempat merasakan sulitnya mengakui sebuah kebohongan, dengan sigap menulis sebuah comment “Akui kepura-puraan itu. Memang sulit, tapi selamanya akan terjebak dalam kepura-puraan tersebut, jika yang berpura-pura tidak mau dan segan bahkan gengsi untuk mengakui kepura-puraannya.”

*****

Nah sekarang bagaimana jika yang aku (kamu juga) bohongi adalah Orang Tua ?? Siapa sich orang tua?? Ingat tidak…sadar tidak..bahwa merekalah yang berjuang demi hidup dan masa depan kita. Aku ingat, saat aku kecil dulu. Ketika itu, keluargaku masih dalam kondisi yang belum berkecukupan. “Bu..makan..”, rengekku. Dengan tulusnya, sang ibu menyuguhkan sepiring nasi lengkap dengan telur mata sapinya. Wuichh..enyaaaakk…!! Tapi saat bergegas ke dapur berniat menaruh piring kotor, betapa harunya melihat kedua orang tuaku makan hanya dengan nasi dan lauk masing-masing sepotong tempe dan tahu. Telah banyak yang mereka korbankan untukku..tak sedikit yang telah mereka suguhkan untuk memperoleh senyum manis dari seorang buah hati yang sangat mereka cintai ini. Terlalu berharga, jika aku harus membalasnya hanya dengan sebuah kekecewaan.

Bayangkan, saat kamu mencintai lawan jenismu. Tapi ternyata semua yang kamu lakukan untuknya dibalas dengan sebuah pengkhianatan. Kecewa bukan ?? Sama…!! Itu pula yang orang tua rasakan saat mereka tahu semua pengorbanan tulus demi anak tercinta hanya dibalas dengan sebuah surat panggilan orang tua dari sekolah berisikan pemberitahuan bahwa buah hatinya diskors selama beberapa hari bahkan di DO karena ketahuan bolos, merokok, bahkan tertangkap satpol PP saat berciuman di tempat umum.

*****

Sekarang coba bandingkan, apa yang telah do’i lakukan dan apa yang telah orang tua berikan buat kita. Apakah yang do’i lakukan terhadap kita lebih banyak dan lebih baik dari apa yang telah orang tua berikan demi masa depan kita ?? Tidak kan..??!!! Pasti..!! Tapi mengapa kita lebih cenderung membela dan berusaha membahagiakan do’i meski harus berbohong kepada orang tua, menyakiti dan mengecewakan beliau ?? Kita menghalalkan segala cara untuk membahagiakan do’i, tapi kapan kita berfikir membahagiakan ortu?? Bodoh … !! Anak kecil saja jika disuruh memilih kantong yang berisi 1 atau 10 coklat. Pasti mereka memilih kantong yang berisi 10 coklat. Sadar kan..betapa bodohnya kamu..!! ( aku juga ) he..

*****

Satu lagi akibat dari kebohongan yang aku kutip langsung dari pengalaman seorang temanku. Suatu saat dia berniat bolos demi bertemu pujaan hatinya. Berbohonglah dia pada kedua orang tuanya. Akhirnya sukses sih…tapi ini kesuksesan yang membawa masalah. Kok bisa ??

Ya..saat berduaan dengan Sang Pujaan Hatinya, ia tak bisa mengontrol diri. Hingga pantaslah jika ia harus bernyanyi, “Pulang-pulang ku berbadan dua”. Hwwmm..apa yang akan kalian perbuat jika ada diposisi ini?? Bingung, gelisah, merasa bersalah, takut, dan sebagainya. Mati-matian aku membujuknya untuk mengutarakan semua masalah yang sedang dihadapi kepada orang tuanya. Aku tak ingin ia memilih jalan keluar yang salah. Tapi jika aku mebiarkannya bungkam..bagaimana jika sampai jangka waktu yang lama ia belum juga bisa mengakui semua kepada kedua orang tuanya. Euwmm..kalo gini aku lagi yang salah. Benar bukan??

Saat aku berhasil membujuknya untuk mengungkap semua masalah kepada kedua orang tuanya,betapa haru saat aku melihat wajah mereka yang melukiskan sebuah kekecewaan. Terlintas dalam fikiranku “aku tak ingin terjebak dalam masalah yang sama dan mengecewakan orang tua yang telah berjuang keras membiayai hidup dan mencukupiku dengan fasilitas serta kemewahannya sampai saat ini.”

Tak lama kemudian aku kembali mengetahui sebuah cerita yang sama. Ternyata tak sedikit teman-temanku yag terjebak dalam KEBEBASAN. Bayangkan, KEBEBASAN yang mereka perjuangkan ternyata hanya membawa masalah dan dilema yang mungkin tak akan bisa dilupakan hingga mereka kelak menjadi orang tua bagi anak-anak mereka. Sungguh suatu fenomena hidup yang tak bisa ditebak..

“Aku menyesal, sangat menyesal. Karena kebodohan di masa lalu, kini aku harus meratap sedih melihat teman-teman sebayaku termasuk kamu yang masih tersenyum riang duduk di bangku sekolah menikmati masa remaja. Aku serasa ingin kembali..kembali berkumpul bercanda tawa dengan semua.”

Kutipan penyesalan itu aku dengar dari bibir manis seorang temanku yang kini harus rela mengorbankan masa remajanya sirna oleh urusan rumah tangga yang sebenarnya masih belum pantas untuk dijalaninya.

Ya Allah, betapa beruntungnya sampai saat ini aku masih diberi kesempatan menikmati masa remajaku tanpa terjerumus ke dalam jurang yang sama. Menyadarkan aku, ternyata ini maksud dari segala pertanyaan orang tua saat aku hendak keluar rumah. Yang ada dibenak mereka hanyalah sebuah kekhawatiran..sebuah perlindungan agar aku tak terjebak dalam jurang KEBEBASAN yang meraja lela di kalangan remaja saat ini. Terimakasih Ayah..Ibu..

Ingat gak pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Bayangkan jika kelakuanmu saat ini salah..apakah kelakuan anak-anakmu kelak tak akan salah??? Seorang ibu pernah berkata kepadaku, “Dulu aku pernah membangkang satu keputusan terbesar dari orang tua hanya demi cinta. Aku kukuh dengan pendirianku dan tetap tak mau menuruti apa yang orang tuaku inginkan. Betapa menyesalnya aku, saat diperlakukan sama seperti apa yang aku lakukan kepada orang tuaku dulu oleh anak sulungku sendiri.”

*****

“Sayang..tolong jangan bohongin aku..aku paling gak suka kalau kamu bohongin aku”, kata-kata ini sering diucap oleh dua insan yang sedang dimabuk asmara. Ciee….ekhemm… Tapi apa pernah saat akan melontarkan kata-kata itu pada pasangan, bertanya pada diri sendiri “Apakah aku tidak pernah berbohong?”. Setiap perbuatan manusia pasti ada balasannya. Jika kamu berbohong, mungkin saja satu saat nanti akan menjadi korban suatu kebohongan.” Gak mau kan..??

Bukan sok menasihati..bukan bergaya selayaknya orang yang tak pernah berbohong. Aku akui, aku sering berbohong. Termasuk membohongi kedua orang tuaku. Entah seberapa seringnya aku berbohong kepada teman, bahkan orang tuaku sendiri. Bak seorang yang polos..aku sama sekali tak menyadari sebelumnya bahwa apa yang telah aku lakukan adalah SALAH. Hingga suatu saat aku terjebak dalam kebohonganku sendiri. Susah untuk melepaskan diri dari jerat kebohongan yang tak sengaja telah ku lilitkan sendiri pada tubuh dan hidupku.

Tapi dengan sebuah kesadaran yang ku dapat dengan susah payah datanglah sebuah ketulusan, dan keberanian untuk mengakui semua kebohongan. Betapa malunya aku saat itu. Aku sadar, aku telah membuat diriku malu dengan sebuah kebohongan yang tak aku pikirkan baik dan buruk sebelumnya. Setelah semua terungkap, hatiku menangis bagai tangisan seorang bayi yang baru lahir tanpa dosa sedikitpun. Lega..!!! seakan tak ada lagi beban-beban yang aku tanggung selama ini, ditambah lagi keterdesakan, dan kebingungan saat aku berusaha membuat sebuah jawaban untuk kembali menutupi kebohongan sebelumnya yang hampir terbongkar..dan begitu seterusnya. Kini saat aku hendak berbohong..saat itu juga aku ingat dulu “Betapa sulitnya aku saat dituntut untuk mengakui kebohonganku.” Yang ada hanya..rasa bersalah,serta malu..malu..dan malu.

*****

“Teman..jangan pernah takut mengakui kesalahan, tapi takutlah jika akan berbuat salah. Sebesar apa pun kesalahanmu akan tertebus jika kau mau mengakui dan menerima segala konsekuensinya serta tak lupa meyakinkan diri untuk tidak mengulanginya lagi.”

“Ibu..

Maafkan aku atas apa yang telah aku lakukan

Berbohong hanya demi kesenanganku

Ayah..

Ampun atas segala tingkah ku

Mengecewakanmu dengan segala keterpurukanku.

Ayah..ibu..

Aku disini bersimpuh..

Mengaharap pintu maafmu terbuka untukku

Tak akan ada lagi kebohongan melukai hatimu

Terimakasih atas segala yang telah kau suguhkan padaku

Izinkan aku membalasnya dengan senyum lebarmu

Nanti atas keberhasilanku…

( Amiiin.. Ya robbal ‘alamin.. )

Written by : Chi_Zka

1 komentar:

www.adreas.co.cc mengatakan...

berbohong adalah dusta, dan dusta itu kukumnya haram, apalagi itu berbohong kepada orang tua. Naudzubillah

Posting Komentar